Postingan

Cerpen

Gambar
  Sore Di Surau Yang Suro Karya: Lisa Anggraini Aku Gendis. Gendis Kamala Sari. Gadis yang genap berumur 20 tahun pada hari ini. Akan tetapi, jangan berharap akan mendengar kisah membahagiakan seperti tiup lilin atau acara keluarga setiap ulang tahunku, karena itu tidak akan mungkin terjadi. Malah sebaliknya, kelahiranku selalu disamakan dengan hal buruk. Selalu saja aku dilarang melakukan ini dan melakukan ini. Aku seperti manekin hidup yang terus bergerak sesuai perintah keluarga. Oh iya, aku tinggal bersama dengan seluruh keluarga besarku. Dengan rumah peninggalan almarhumah kakek buyutku. Keluargaku masih kental dengan adat budaya dan tradisi Jawa yang diwariskan leluhurnya, dan hal itu melekat jelas pada kepribadian kedua orangtuaku. Semua hal yang menyangkut pribadi dalam rumah ini, harus mengikuti peraturan yang ada, yakni tunduk pada tradisi yang berlaku. Dahulu, saat aku masih kanak-kanak, aku sangat suka apabila keluargaku melakukan acara besar, karena pada saat itu a

Cerpen

Gambar
  Sepasang Takdir Karya: Lisa Anggraini Kau pernah mendengar cerita mengenai sepasang takdir? Ya, mereka adalah takdir baik dan takdir buruk. Lantas, pernahkan kau terjebak dalam takdir buruk setiap waktu? Atau malah sebaliknya, hidupmu penuh dengan takdir baik. Jika benar begitu maka aku akan menyebutmu orang yang tidak beruntung. Sebab kau tak pernah merasakan luka yang diselipkan takdir buruk disetiap langkahmu. Yang akan menguatkanmu. Berbeda denganku. Takdir buruk selalu menimpaku setiap waktu, membungkam mulutku, sampai tak ada kata yang bisa kuungkapkan lagi. Lukaku sudah terlalu parah, menganga, hingga darahnya berdesakan ingin keluar. Banyak orang bilang aku harus menyudahi tangisku, buat apa menangisi yang tidak penting? Akan tetapi aku diam saja. Sebab, tangis kerapkali menjadi sahabat saat yang lain tak lagi menghiraukan. Aku, Resyta Gundari. Seorang siswi yang duduk dibangku kelas 12 SMA. Aku memiliki 3 orang adik yang sangat aku sayangi dan mempunyai wanita berhati

Cerpen

Gambar
  Puisi Aisa Karya: Lisa Anggraini   Asing. Satu kata yang aku ucapkan setelah 6 tahun kepergianku dari rumah. Di meja itu, dulu tersaji secangkir teh hangat dan pisang goreng yang dimasakkan memang untukku. Aku memasuki rumah dan melihat ke sekeliling. Rumah ini kosong dan sangat tidak terawat. Hanya ada barang milik Raisa, anak perempuanku satu-satunya yang masih tertata rapi di kamarnya. Sedangkan Andi, anak laki-lakiku sudah ikut dengan istriku yang memilih menikah lagi. Ini pertama kalinya aku memberanikan diri kembali ke rumah. Sejak kepergianku dihari itu, meski diberikan waktu sekali lagi oleh semesta, aku tetap tidak berani untuk melihat istri dan anak-anak yang aku tinggalkan. Aku takut akan semakin berat melepas mereka sedangkan aku sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Sampai aku tahu bahwa istriku menikah lagi, entah mengapa rasanya sangat sakit mengingat dia adalah satu-satunya wanita yang sangat aku cintai dalam hidupku setelah ibu. Sudahlah itu hanya masa lal

Cerpen

Gambar
Selesai Bukan Berarti Berakhir. Pernah gak kalian merasa sangat menyesal ketika terlambat menyadari sesuatu yang sangat berharga? Menyesal karena sesuatu itu teramat penting bagi hidup  kalian? dan hal itu telah terjadi padaku. Sesuatu yang teramat aku takuti terjadi, dan dengan mudah nya waktu menarik orang yang sangat aku cintai itu. Salahkah waktu dalam hal ini? Atau salahku yang terlambat menyadari bahwa waktu terus berputar dan aku tidak dapat kembali ke waktu yang sudah terlewat? 26 Maret 2015      Aku tergesa-gesa untuk pulang kerumah. Hari ini aku pulang terlambat karena ada tugas kelompok. Aku lupa, kalau ibu sedang sakit dan butuh bantuanku. Ayah?beliau sudah lama dipanggil yang maha kuasa. Sedangkan aku anak satu-satunya yang dimiliki ibu. Tinggallah aku berdua dengan ibu.      Nafasku ngos-ngosan lari dari depan jalan besar. Aku benar-benar takut terjadi apa-apa dengan ibu. Terakhir kali aku sudah berkata kasar dan membuat hati wanita yang sudah membesarkanku se

Dunia tulisan

Gambar
Mengapa harus menulis?    Oleh: Lisa Anggraini Tidak sedikit kita mendengar keluhan orang-orang tentang menulis. Tentang mereka yang mengatakan bahwa menulis bukan 'passion' mereka. Tapi tahukah anda bahwa menulis adalah sebuah keharusan? Mengapa demikian? Ya, sadar atau tidaknya apapun yang kita tulis benar-benar akan memberi pengaruh bagi pembaca. Baik dalam hal positif atau negatif. Artinya, apapun yang kita tulis, akan memberikan perubahan bagi orang lain. Anda semua pasti tahu, nulis itu gak ribet dan mudah banget. Kita semua bisa aja searching di google dan mendapatkan ilmu menulis. Tapi, kita juga harus benar-benar memikirkan akan jadi seperti apa tulisan yang kita buat nantinya? Membawa perubahan yang positif kah atau malah sebaliknya? Maka dari itu, menulis itu sangat penting bagi setiap orang. Kita bisa saling mengajak perubahan kepada hal yang lebih baik (positif), menjadikan hidup lebih semangat, membuat kita percaya diri, dapat menuangkan ide-ide unik,